Pages

Kamis, 29 September 2011

ISTILAH-ISTILAH YANG TERDAPAT PADA TRAKTOR


Gardan Bagian dari traktor yang berfungsi merubah arah tenaga putar dari persneleng yang membujur ke poros roda yang melintang. Gardan juga berfungsi untuk memungkinkan roda kanan dan roda kiri belakang dapat berputar dengan kecepatan berbeda, sehingga traktor dapat berbelok.

Hp singkatan dari hours power (daya kuda), merupakan salah satu jenis satuan daya suatu sumber tenaga/daya.

Track salah satu jenis roda, berebentuk seperti roda tang.

Peralatan tangan merupakan peralatan yang dioperasikan dengan tangan, yang berfungsi agar dapat mempermudah pekerjaan. Contoh: tang, kunci pas, obeng, palu, kuas .

Motor stater adalah Motor yang digunakan untuk memulai menghidupkan motor diesel traktor. Sumber tenaganya dari accu.

Sistem pengisisan adalah Sistem pada traktor yang berfungsi untuk mengisi tenaga listrik ke accu, sehingga accu tidak terlalu sering untuk diisi (distrom), meskipun sering digunakan.

Alternator alat yang digunakan untuk mengubah tenaga gerak putar menjadi tenaga listrik pada sistem pengisian.

Radiator dan kondesor salah satu jenis sistem pendingin pada motor.

Elektrolit accu cairan yang ada pada accu.

Accu zuur Larutan elektrilit untuk accu pada awal pengisian.

Dashboard papan di depan pengendara/operator tempat tombol dan indikator.

Naple tempat pengisian pelumas gemuk.

Gemuk (grease) salah satu jenis pelumas yang berbentuk pasta.

Grease gun alat untuk memasukkan gemuk ke rumah gemuk.

Implemen peralatan yang ditarik oleh traktor, untuk mengerjakan sesuatu. Misal: bajak, garu.

Idle posisi gas paling kecil, tapi masih motor masih hidup. Pada kondisi idle, traktor tidak boleh diberi beban.

Indikator alat yang digunakan untuk memberi anda, apakah suatu system pada traktor bekerja dengan baik atau tidak.

Persneleng adalah Alat yang digunakan untuk merubah kecepatan.

Trailer adalah Alat pengangkut yang ditarik traktor, berbentu seperti gerobak/kereta terbuka, biasanya beroda dua, namun ada juga yang beroda empat.

Sinkronmes alat yang digunakan pada persneleng, yang memungkinkan kita memindah gigi persneleng sambil berjalan.

Sumbu garis khayal yang membelah traktor di tengah secara membujur.

Silinder ruangan berbentuk silinder, yang berfungsi sebagai ruang pembakaran pada motor bakar.

PTO adalah  Singkatan dari Power take off, salah satu bagian dari traktor, sebagai sumber tenaga putar yang dapat diatur kecepatannya.

Kumparan adalah Lilitan kabel pada batang magnit. Berfungsi untuk mengubah tenaga kinetic gerak putar motor menjadi tenaga listrik.

Nozel adalah Alat yang digunakan untuk mengabutkan (bahan bakar solar pada ruang pembakaran).

PERANAN BOKASHI TERHADAP TANAMAN


Pupuk organik dengan susunannya yang kompleks selain menambah kandungan unsur hara di dalarn tanah juga berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah. Penerapan teknologi Effective Microorganisme (EM4) merupakan suatu teknologi alternatif yang memberikan peluang seluas - luasnya untuk meningkatkan dan menjaga stabilitas produksi tanaman pertanian. Hasil fermentasi bahan organik dengan inokulan EM4, disebut dengan Bokashi.

Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik (jerami, arang, sekam, gulma, sisa tanaman yang tidak berguna sampah pasar dan lain - lain) dengan menerapkan teknologi EM4.

Bokashi sangat berguna bagi petani sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Petani padi, palawija, sayur, bunga dan buah sangat banyak mernerlukan pupuk organik, sehingga bokashi dapat merupakan kunci keberhasilan produksi pertanian dengan biaya murah.

Senyawa organik yang terkandung dalam bokashi lebih cepat tersedia dan mudah diserap oleh perakaran tanaman pada lahan yang diberi bokashi dibanding yang diberi pupuk organik biasa. Senyawa fosfat umumnya tidak larut didalam tanah, sehingga sulit tersedia bagi tanaman. Dengan pemberian EM4, senyawa fosfat yang ada di dalam tanah dapat dilarutkan, sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Dengan demikian, pemberian EM4, dapat meningkatkan ketersediaan fosfat bagi tanaman.

ALAT PEMETIK BUAH MANGGIS TIPE TELESKOPIK


Pemetikan merupakan salah satu titik kritis dalam mempertahankan mutu buah manggis. Petani biasanya memetik buah dengan memanjat karena alat pemetik yang ada belum dapat menjangkau buah pada berbagai ketinggian. Alat pemetik buah manggis tipe teleskopik diharapkan dapat membantu petani dalam memetik buah manggis pada berbagai ketinggian. Permintaan pasar dunia akan buah manggis tidak pernah jenuh sehingga manggis dapat menjadi komoditas ekspor yang sangat prospektif. Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, Jepang, Belanda, dan Arab Saudi merupakan pasar ekspor buah manggis yang potensial. Ekspor buah manggis Indonesia pada musim hujan berkisar antara 200-350 t/bulan, dengan nilai US$350.000.

Harga buah manggis untuk pasar ekspor jauh lebih tinggi dibanding harga di pasar lokal, sekitar 5-8 kali. Namun demikian, persyaratan mutu buah manggis dari negara-negara pengimpor sangat tinggi sehingga banyak buah manggis yang tidak memenuhi syarat untuk diekspor.

Alat pemetik manggis yang digunakan petani (kiri) dan pemetikan dengan
memanjat pohon (kanan)

Pemetikan merupakan salah satu titik kritis dalam mempertahankan mutu buah manggis. Sebagian besar pohon manggis merupakan tanaman liar di hutan dengan tinggi lebih dari 10 m. Tanaman tumbuh di tempat yang tidak datar, bahkan di beberapa lokasi, pohon manggis tumbuh di lereng-lereng atau bukit. Dengan tempat tumbuh seperti itu, pemetikan menjadi sangat sulit dan biasanya dilakukan dengan memanjat pohon. Menurut pengalaman para petani, apabila pohon terlalu sering dipanjat maka buah pada cabang yang sering diinjak akan mengandung getah kuning. Buah yang mengandung getah kuning akan berasa pahit sehingga tidak dapat dikonsumsi. Selain itu, memanjat pohon yang terlalu tinggi, terlebih lagi pada musim hujan, cukup berbahaya bagi pemanjat sehingga perlu digunakan alat pemetik.

Alat pemetik buah manggis yang digunakan petani biasanya berupa galah dari ranting kayu atau bambu dengan panjang 1,5-2 m. Pada ujung galah diikatkan pengait dan wadah buah. Dengan panjang galah yang hanya 1,5-2 m, maka pemetikan buah yang berada pada ketinggian di atas 2 m perlu dilakukan dengan memanjat pohon sehingga frekuensi pemanjatan masih cukup tinggi. Seandainya petani memperpanjang galah tersebut menjadi 6-8 m, tentu akan sulit membawa galah sepanjang itu dari rumah ke kebun atau hutan.

Alat pemetik manggis tipe teleskopik dibuat untuk mengatasi berbagai kendala dalam pemetikan buah manggis. Agar mudah dioperasikan, alat pemetik dibuat dari bahan yang cukup ringan namun tidak melengkung, misalnya aluminium. Alat pemetik ini berupa rangkaian pipa aluminium dengan panjang tiap pipa 2 m dan diameter yang berbeda- beda. Panjang alat ini 6-10 m. Pada ujung alat pemetik dipasang pengait dari stainless steel serta kantong berukuran panjang 25 cm, lebar 17 cm dan tinggi 20 cm, terbuat dari kain halus. Kantong berfungsi untuk menampung buah yang baru dipetik agar tidak jatuh ke tanah. Dengan demikian, buah aman dari kerusakan seperti memar atau terlepasnya kelopak.

Untuk alat pemetik dengan panjang 6 m (3 pipa galah), pipa ketiga dapat dimasukkan ke pipa kedua, selanjutnya pipa kedua dimasukkan ke dalam pipa ketiga. Pemanjangan alat pemetik dilakukan dengan memutar penyambung (terbuat dari nilon) ke arah kanan (mengendorkan), menarik pipa galah di atasnya hingga panjang tertentu (mendekati 2 m) kemudian memutar penyambung ke arah kiri (mengunci). Untuk memendekkannya dilakukan urutan sebaliknya. Dengan demikian, alat ini dapat digunakan untuk memetik buah pada berbagai ketinggian.

Keunggulan alat ini antara lain adalah: (1) ringan dan mudah dibawa, karena terbuat dari pipa aluminium yang dapat dipendekkan menjadi 2 m; (2) mudah digunakan pada berbagai kondisi lahan tempat tumbuh pohon manggis; (3) konstruksi dirancang sedemikian rupa sehingga tangkai buah akan terlepas dari ranting hanya dengan menggeser pemetik ke samping; (4) buah aman dari memar atau kelopak terlepas sehingga mutu buah lebih baik

PEMODELAN DEBIT AIR SUNGAI


Debit air sungai dipengaruhi oleh curah hujan, dan keduanya membangun data deret waktu bivariat, yang autokorelasi dan korelasi silangnya cukup signifikans. Sehingga peramalan debit air sungai dapat dilakukan dengan pemodelan regresi deret waktu. Analisis regresi untuk membangun model debit air sungai, ada tiga macam yaitu

a.       Pemodelan regresi deret waktu data debit air, dengan metode Box-Jenkins.
b.      Pemodelan periodesitas debit air, dengan analisis spektral.
c.       Pemodelan debit air sungai karena pengaruh curah hujan, dengan analisis fungsi transfer.

Dengan diperoleh ketiga bentuk model tersebut, dapat disusun sistem pendukung kebijakan (decision support system) pengendalian DAS.

METALURGI SERBUK


Metalurgi serbuk merupakan salah satu teknik produksi dengan menggunakan serbuk sebagai material awal sebelum proses pembentukan. Prinsip ini adalah memadatkan sebuk logam menjadi bentuk yang dinginkan dan kemudian memanaskannya di bawah temperatur leleh. Sehingga partikel-partikel logam memadu karena mekanisme transportasi massa akibat difusi atom antar permukaan partikel. Metode metalurgi serbuk memberikan kontrol yang teliti terhadap komposisi dan penggunaan campuran yang tidak dapat difabrikasi dengan proses lain. Sebagai ukuran ditentukan oleh cetakan dan penyelesaian akhir (finishing touch).

Proses metalurgi serbuk adalah merupakan proses pembuatan produk dengan menggunakan bahan dasar dengan bentuk serbuk yang kemudian di sinter yaitu proses konsolidasi serbuk pada temperatur tinggi yang di dalamnya termasuk juga proses penekanan atau kompaksi.
Proses metalurgi serbuk memiliki banyak keuntungan antara lain :
  1. Efisiensi pemakaian bahan yang sangat tinggi dan hampir mencapai 100%
  2. Tingkat terjadinya cacat seperti segregasi dan kontaminasi sangat rendah.
  3. Stabilitas dimensi sangat tinggi.
  4. Kemudahan dalam proses standarisasi dan otomatisasi
  5. Tidak menimbulkan tekstur pada produk.
  6. Besar butir mudah dikendalikan
  7. Mudah dalam pembuatan produk beberapa paduan khusus yang susah didapatkan dengan proses pengecoran (casting).
  8. Porositas produk mudah dikontrol
  9. Cocok untuk digunakan pada material dengan kemurnian tinggi.
  10. Cocok untuk pembuatan material komposit dengan matriks logam.

EVAPORASI


Evaporasi merupakan suatu proses penguapan air pada bahan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalamnya. Dalam bidang pertanian dan industri, proses evaporasi banyak dijumpai. Dalam bidang pertanian dan industri, proses evaporasi banyak dijumpai. Didalam bidang pertanian contohnya yaitu pengeringan bahan dan didalam bidang industri contohnya proses pembuatan selai, sirup dan lain-lain.

Evaporasi ini terus menerus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan sedikit ke atas, tanpa memindahkan udara disekitarnya, udara tersebut akan jenuh dengan uap air dan evaporasi tersebut akan berhenti. Keperluan kedua untuk evaporasi adalah suatu  yang menghasilkan sumber panas. Permukaan tersebut akan menjadi dingin akibat terjadinya evaporasi. Penguapan air akan menurunkan suhu dan juga akan menurunkan tekanan uap air jenuh. Bila tidak ada sumber panas, kesetimbangan tidak lama dicapai dan evaporasi berhenti.

Evaporasi juga dipengaruhi oleh sifat fisika atau kimia cairan. Evaporasi ini juga menyebabkan hilangnya air dari suatu bahan ini merupakan bagian dari proses pengeringan. Cara ini dilakukan dengan menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas disekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar daripada tekanan uap air diudara. Evaporasi terus-menerus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan sedikit ke atas, tanpa memindahkan udara disekitarnya.

JENIS KERTAS PENGEMAS

1.      Kertas Kraft
Mempunyai sifat sangat kuat, pembuatannya dengan proses sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Sifat lain dari jenis ini adalah harganya murah, diproduksi dalam bentuk satu lapis atau berlapis-lapis dan berkerut (corrugated).

Pada umumnya digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berat jenisnya besar. Dalam bentuk kantung, sak, pembungkus, tabung kaleng komposit, dan lain-lain.

2.    Kertas Minyak dan Glasine
Warna kertas ini agak kecoklat-coklatan, sedikit tembus pandang dibuat dengan proses sulfatdan mempunyai permukaan licin karena proses pengecetan (calendering). 

Selain itu kertas jenis ini juga tahan terhadap minyak dan lemak, tidak tahan air, penutupan kemasan cukup mudah. Biasanya digunakan untuk mengemas mentega, keju, permen dan produk-produk kering.

3.  Kertas Perkament
Jenis ini dibuat dengan proses sulfat dan dilakukan mengelantang. Mempunyai sifat ketahanan baik terhadap lemak dan cukup kuat dalam keadaan basah, tidak terang (baur), dan lebih kasar dari kertas minyak, mempunyai permukaan licin, memberikan efek pewarnaan yang bagus jika didekorasi. Digunakan untuk mengemas mentega, keju dalam bentuk bungkusan, selain itu sering digunakan untuk pembuatan label.
 
4.  Kertas Tisu
Mempunyai sifat yang sangat ringan dan mengalami penggelantangan atau setengah dikelantang dan bersifat sangat porous.

5.  Kertas Lapis
Adalah kertas yang permukaannya dilaminasi dengan bahan lain seperti plastik, alumuniumfoil, lilin dan sebagainya. 

Kertas ini biasanya dibuat dalam bentuk kantung atau kotak yang direkatkan dengan panas. Contohnya adalah tetrapak yang terdiri dari lilin, karton, alumunium foil dan polietilen.

6.    Karton (Paper Board)
Merupakan jenis kertas yang paling tebal (lebih dari 0,3 mm). Dalam pembuatannya tidak dilakukan penggelantangan. Sebagai filler digunakan tanah liat. Biasanya digunakan untuk pembuatan dus (box) dengan berbagai bentuk.

7.    Karton Lembar Bergelombang
Merupakan karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut linier. Kedua linier ini harus mempunyai ketebalan yang sama. 

Konstruksi gelombang itu menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan. Penggunaan jenis karton ini adalah untuk dus bagi keperluan transportasi.

Senin, 26 September 2011

TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS


Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebahagian besar penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mempertahankan kecukupan pangan adalah melalui pengendalian faktor-faktor pembatas. Salah satu faktor pembatas yang penting adalah serangan hama penyakit.
Keongmas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Di Daerah Istimewa Aceh misalnya, keongmas telah menjadi hama utama, terutama pada areal sawah beririgasi. Tingkat serangan hama tersebut pun tergolong cukup tinggi. Serangan berat umumnya terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah 4 MST. Pada tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan sehingga jurnlah anakan produktif menjadi berkurang.
Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7-4 hari. Disamping itu, satu ekor keongmas betina mampu menghasilkan 15 kelompok lelur selama satu siklus hidup (60-80 hari), dan masing-masing kelompok telur berisi 300-500 butir. Seekor keongmas dewasa mampu menghasilkan 1000-1200 telur per bulan.
Hama keongmas termasuk sulit untuk dibasmi secara tuntas. Bila pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida, keongmas memang dapat terbunuh, tetapi cangkang atau rumahnya akan tertinggal di dalam tanah dan menimbulkan masalah bagi petani yaitu melukai telapak kaki apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga petani perlu kegiatan tambahan untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah diberi pestisida.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (tahun 1999 dan 2000) menunjukkan bahwa pengendalian dengan bahan kimia, biologi, dan mekanik secara statistik tidak berbeda nyata. Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan kerja, mudah dilaksanakan, dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan cara pemungutan berkala (seminggu 3 kali), pemberian umpan perangkap, pemasangan perangkap telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara pengendalian di atas, mampu mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya di bawah ambang ekonomi. Dibawah ini adalah beberapa teknologi pengendalian hama keongmas yang dianjurkan:

1.      Pemasangan Perangkap Telur dan Pemungutan secara Berkala
            Usaha pengendalian hama keongmas merupakan salah proses dengan tujuan menekan populasi hama sekecil mungkin ataupun penekanan sampai di bawah batas ambang kerusakan ekonomi. Salah satu  teknologi pengendalian yang telah dianggap efektif, murah dan dapat dilaksanakan oleh petani serta berwawasan lingkungan adalah pengendalian dengan menggunakan tiang-tiang perangkap telur dan pemungutan hama secara berkala (3 kali seminggu) sampai umur padi  4 minggu setelah tanam.
Tiang perangkap telur dapat digunakan dari bahan kayu, bambu, pelepah rumbia, atau ranting-ranting kayu. Panjang tiang perangkap tersebut berkisar antara 1-1,5 meter dengan diameternya sekitar 1-3 cm atau lebih. Tiang perangkap ditancapkan dalam petakan sawah pada kawasan jarak pematang antara 1-3 meter dan jarak antar tiang perangkap telur 3 meter. Jumlah tiang perangkap telur tidak terbatas, sehingga makin banyak tiang perangkap telur dipasang, maka diharapkan makin banyak pula kelompok telur yang diletakkan. Telur yang ada pada tiang perangkap dibuang secara berkala (seminggu sampai dua kali) dengan cara melepaskannya dari tiang perangkap dan selanjutnya dibenamkan ke dalam air atau lumpur.
Satu kelompok telur yang dimusnahkan sama artinya dengan pemusnahan 300-500 keongmas apabila kelompok telur tersebut berhasil menetas. Pembuangan kelompok telur keongmas dilakukan secara rutin sehinga perkembangannya secara lambat laun dapat ditekan, sehingga populasi hama ini selalu berada pada tingkat yang tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomi. Dalam usaha pengendalian tersebut sangat diharapkan dilakukan secara serentak dalam kelompok, karena bila dilakukan secara individu pengendalian cara ini tidak banyak memberi arti. Telah diketahui bahwa hama ini bermigrasi melalui air irigasi dan masuk ke petak sawah melalui pintu-pintu air sehingga perkembangannya akan pesat kembali. Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7-14 hari. Artinya, dalam tenggang waktu satu minggu, hama ini telah banyak kembali walaupun pada tahap tersebut hama ini masih dianggap berukuran kecil tetapi beberapa minggu kemudian serangannya sangat ganas.

2.      Pemberian Umpan Perangkap dan Pemungutan secara Berkala
            Pengendalian dengan umpan perangkap serta dikombinasikan dengan pemungutan keongmas secara berkala baik di areal sawah maupun pada umpan perangkap merupakan salah satu cara yang juga dapat menekan populasi hama tersebut. Apalagi pemberian umpan perangkap dan clikombinasikan pula dengan pemasangan perangkap telur sangat besar pengaruhnya terhadap penekanan populasi hama keongmas. Umpan perangkap keongmas dapat menggunakan daun, tangkai, dan batang pepaya, daun kuda-kuda (on geureundong pageu), dan lain-lain. Makanan perangkap tersebut diletakkan secara berjejer di dalam petakan sawah baik sebelum tanam maupun setelah ditanami padi sampai padi berumur 5 minggu setelah tanam. Hal ini tergantung pada banyaknya keongmas yang terdapat di petakan sawah. Jarak antara umpan perangkap dengan yang lain antara lain l-2 meter banyaknya umpan perangkap yang diberikan tergantung pada persedian umpan dan populasi hama tersebut. Untuk memudahkan pemungutan, umpan perangkap sebaiknya ditempatkan dekat dengan pematang.
Makin banyak pemberian umpan perangkap lebih sehingga hama tersebut akan berkumpul pada umpan perang dan lebih mudah dipungut. Selanjutnya keongmas yang terdapat pada umpan perangkap dipungut dan dibuang secara berakala. Sangat dianjurkan keongmas hasil pungutan tersebut diberikan sebagai tambahan pakan itik. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian perlu pula dikombinasikan dengan pemasangan perangkap telur, sehingga keongmas dan kelompok telur menempel baik pada tiang atau di tempat lain segera di dengan demikian kombinasi perlakuan tersebut akan menjadi efektif.

3.      Pelepasan Itik di Areal Sawah
Pengendalian cara ini merupakan pengendalian alamiah dimana itik dilepaskan ke areal sawah setelah ditanami padi dengan tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Itik dapat mengendalikan hama keongmas sehingga tidak merusak tanaman. Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian, areal sawah dibuat macak-macak sampai tergenang dengan ketinggian air 5 cm. Itik dilepaskan ke areal sawah dan selanjutnya akan memangsa keongmas (ukuran kecil dan sedang) serta membunuh keong besar. Dalam satu hektar dapat dilepaskan itik sekitar 25 ekor lebih. Pelepasan itik dilakukan pagi dan sore hari. Sesungguhnya pelepasan itik ke lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama perkembangan keongmas dan hama-hama lain dapat terkendali dan ke dua, dapat memperbaiki aerasi di sekitar perakaran Keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan produktif produksi tanaman menjadi lebih banyak.

TANAH


Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik, kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhannya menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah, dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat kepadatan tanah.

Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Pada saat kandungan air tanah relatif sedikit (pF 3,5) tahanan tanah meningkat, sehingga mengurangi daya penetrasi alat pengolahan tanah untuk menembus lapisan tanah serta memperbesar tenaga untuk menarik alat.

ERODIBILITAS


Erodibilitas adalah kepekaan suatu tanah untuk mengalami erosi. Pada tingkat energi hujan yang sama, tanah yang memiliki erodibilitas yang tinggi akan lebih mudah mengalami erosi daripada tanah yang memiliki erodibilitas rendah. Karena erodibilitas menyangkut ketahanan tanah terhadap pelepasan dan pengangkutan, serta kemampuan tanah untuk menyerap dan melalukan air dalam tanah, maka pengetahuan tentang karakteristik fisik tanah mutlak sangat diperlukan sekali. Adapun karakteristik fisik tanah yang dipandang penting adalah Tekstur, Struktur, Bahan Organik, Bahan Semen dan Infiltrasi tanah atau permeabilitas.

Erodibilitas sangat penting untuk diketahui agar tindak konservasi dan pengelolaan tanah dapat dilaksanakan secara tepat dan terarah. Namun demikian, konsep dari erodibilitas tanah dan bagaimana cara menilainya merupakan suatu hal yang bersifat komplek atau tidak sederhana, karena erodibilitas dipengaruhi oleh banyak sekali sifat-sifat tanah. Berbagai usaha telah banyak dilakukan untuk mendapat suatu indeks erodibilitas tanah yang relatif lebih sederhana, baik didasarkan dari sifat-sifat tanah yang ditetapkan dilaboratorium atau di lapangan atau berdasarkan keragaman terhadap hujan

Faktor erodibilitas tanah yang diperoleh dari hasil percobaan sifatnya sangat spesifik lokasi. Konsekuensinya, untuk mendapatkan faktor erodibilitas tanah, banyak sekali percobaan yang harus dilakukan, sehingga banyak menghabiskan banyak biaya dan waktu, juga akan diperlukan banyak sekali plot-plot percobaan. Suatu pendekatan yang lebih sederhana dilakukan adalah dengan menggunakan model prediksi, dengan input data dan sifat-sifat tanah yang mudah diukur, dan mempunyai koresi kuat dengan erodibilitas tanah

CARA PEMBUATAN BOKASHI


Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dll). Dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Bokashi sangat berguna bagi petani sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Petani padi, palawija, sayur, bunga dan buah sangat banyak memerlukan pupuk organik sehingga bokashi dapat merupakan uji keberhasilan produk pertanian dengan biaya murah. Bahan untuk membuat bokashi sangat banyak terdapat disekitar lahan pertanian, misalnya: jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hiaju, sekam, serbuk gergaji, dll.

Cara untuk membuat bokashi adalah :

1.       Bokashi jerami
Bahan:
             a.       Jerami 200 kg, termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau (dipotong-potong sepanjang 5- 10 cm)*
             b.       Dedak 10 kg.
             c.       Sekam 200 kg.
            d.       Gula pasir 10 sendok makan.
             e.       EM4 200 ml (20 sendok makan)**
              f.       Air secukupnya

Cara pembuatan:
             a.       Larutkan gula dan EM4 kedalam air.
             b.       Campurkan secara merata a, b, c.
             c.       Siramkan poin b dengan poin a secara merata sampai kandungan air 30%, bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air.
            d.       Tinggi gundukan 15-20 cm tutup dengan goni selama 3-4 hari
             e.       Pertahankan suhu gundukan 40-500 C setiap 5 jam, jika suhu melebihi ketentuan, buka goni dan dibolak-balik, suhu yang tinggi akan merusak proses bokasi, bau menjadi busuk.
              f.       Setelah 1-2 minggu, bokasi siap untuk digunakan
Catatan: &** berlaku untuk semua bahan organik, 1 ton bokasi butuh 1 liter EM4

2.       Bokashi Pupuk Kandang
Bahan:
             a.       Pupuk kandang 300 kg
             b.       Dedak 10 kg
             c.       Sekam 200 kg
            d.       Gula 10 sendok makan
             e.       EM4 200 ml (20 sendok makan)
              f.       Air secukupnya

Cara pembuatan:
             a.       Larutkan gula dan EM4 kedalam air.
             b.       Campurkan secara merata a, b, c.
             c.       Siramkan poin b dengan poin a secara merata sampai kandungan air 30%, bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air.
            d.       Tinggi gundukan 15-20 cm tutup dengan goni selama 3-4 hari
             e.       Pertahankan suhu gundukan 40-500 C setiap 5 jam, jika suhu melebihi ketentuan, buka goni dan dibolak-balik, suhu yang tinggi akan merusak proses bokasi, bau menjadi busuk.
              f.       Setelah 1-2 minggu, bokasi siap untuk digunakan

3.       Bokashi Pupuk Kandang – Arang
Bahan:
             a.       Pupuk kandang 200 kg.
             b.       Dedak 10 kg.
             c.       Arang sekam/arang serbuk gergaji 100 kg.
            d.       Gula 10 sendok makan.
             e.       EM4 200 ml (20 sendok makan)
              f.       Air secukupnya

Cara pembuatan:
             a.       Larutkan gula dan EM4 kedalam air.
             b.       Campurkan secara merata a, b, c.
             c.       Siramkan poin b dengan poin a secara merata sampai kandungan air 30%, bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air.
            d.       Inti gundukan 15-20 cm, tutup dengan goni selama 3-4 hari.
             e.       Pertahankan suhu gundukan 40 – 50o C setiap 5 jam, jika suhu melebihi ketentuan, buka goni dan dibolak-balik, suhu yang tinggi akan merusak proses bokashi, bau menjadi busuk.
              f.       Setelah 1-2 minggu, bokashi siap untuk digunakan.

4.       Bokashi Pupuk Kandang -  Tanah
Bahan:
             a.       Tanah 20 bagian.
             b.       Pupuk kandang 10 bagian.
             c.       Arang sekam/arang serbuk gergaji 10 bagian.
            d.       Dedak 10 bagian.
             e.       Gula pasir 5 sendok makan.
              f.       Air secukupnya.

Cara pembuatan:
             a.       Larutkan gula dan EM4 kedalam air.
             b.       Campurkan secara merata a, b, c.
             c.       Siramkan poin b dengan poin a secara merata sampai kandungan air
            d.       Inti gundukan 15-20 cm, tutu dengan goni selama 3-4 hari.
             e.       30%, bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air.
              f.       Setelah 1-2 minggu, bokashi siap untuk digunakan.

5.       Bokashi ekspres (24 jam)
Bahan:
             a.       Jerami kering/daun kering/sekam/serbuk gergaji/dll 200 kg.
             b.       Bokashi yang telah jadi 20 kg.
             c.       Dedak
            d.       Gula pasir 5 sendok makan.
             e.       EM4 200 ml (20 sendok makan).
              f.       Air secukupnya.

Cara pembuatan:
             a.       Larutkan gula dan EM4 kedalam air.
             b.       Campurkan secara merata a, b, c.
             c.       Siramkan poin b dengan poin a secara merata sampai kandungan air
            d.       Inti gundukan 15-20 cm, tutu dengan goni selama 3-4 hari.
             e.       30%, bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air.
              f.       Setelah 1-2 minggu, bokashi siap untuk digunakan.