Pages

Sabtu, 21 Januari 2012

JENIS GREEN HOUSE

Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
A.    Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
B.     Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C.    Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.

GREEN HOUSE

Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini.
Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. 
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. 
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
  1. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
  2. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
  3. Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
  4. Gangguan hama dan penyakit.
  5. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
  6. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
  7. Ekses polutan akibat polusi udara.

Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
  1. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
  2. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan   kebutuhan pertumbuhan tanaman.
  3. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
  4. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit. 
  5. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
  6. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
  7. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian.  Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2.      Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3.      Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk. 
4.      Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet. 
5.      Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya. 
6.      Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.

Jumat, 20 Januari 2012

OKULASI


Okulasi adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman secara lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari pohon induk, lalu ditempelkan ke bagian percabangan primer. Percabangan primer adalah percabangan yang tumbuh dibawah batang. Resiko kegagalan perlakuan okulasi mata tunas lebih rendah dibandingkan dengan resiko sambung pucuk.

Penempelan mata tunas daya rekatnya lebih kuat dibandingkan dengan sambung pucuk sehingga pertumbuhan tunas selanjutnya cenderung lebih bagus.

Okulasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Potong pencabangan tanaman induk yang akan diambil mata tunasnya. Pengambilan percabangan yang akan diambil mata tunas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena saat itu daun tidak sedang berfotosintesis.
2.      Buang daun-daun yang dipercabangan,sayat mata tunas secara hati-hati dari bawah ke atas.

3.    Sayat kulit percabangan primer secara hati-hati. Penyayatan diusahakan jangan terlalu panjang,sekitar 2 cm saja. Penyayatan ini disesuaikan dengan panjang mata tunas yang disyat. Jika ukuran ini bisa disesuaikan keberhasilan okulasi lebih tinggi. Sayatan kulit batang yang terlalu lebar atau pecah, tidak terlalu bermasalah dalam perlakuan okulasi.

4.      Potong setengah bagian sayatan kulit percabangan primer.
5.      Tempelkan mata tunas dikambium percabangan primer.
6.      Jika posisi mata tunas sudah menempel di kambium, tutup dengan setengah bagian kulit percabangan primer yang tidak dipotong. Penutupan jangan sampai mengenai mata tunas.

7.      Bungkus mata tunas yang sudah menempel dengan plastik khusus okulasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pembukusan harus dilakukan dari arah bawah ke atas. Tujuannya agar mata tunas tertutup rapat atau kedap udara dan air siraman tidak bisa merembes masuk ke mata tunas. Jika air merembes kedalam, mata tunas akan busuk.


Rabu, 18 Januari 2012

CARA MENCANGKOK TANAMAN


Mencangkok adalah salah satu cara murah dan mudah untuk mengembangbiakkan tanaman. Pencangkokan dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik pada suatu tumbuhan, sehingga pemanfaatan terhadap tumbuhan tersebut menjadi lebih optimal. Misalkan pencangkokan pada tumbuhan mangga, dengan mencangkok tumbuhan mangga, kita bisa mendapatkan buah yang lebih baik dari tumbuhan tersebut dan tentunya masa tumbuh yang relatif lebih singkat

Adapun keuntungan dari mencangkok adalah:
·         Kita bisa memperoleh tanaman yang berbuah lebih cepat dari seharusnya.
·         Mutu produksi yang diperoleh sama dengan tanaman induknya.

Adapun kekurangannya dari mencangkok adalah:
·         Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga lebih mudah tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasal dari biji.
·         Memiliki kanopi yang lebih kecil dan produksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan pohon induknya.

Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara untuk mencangkok tumbuhan. Cara ini dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu yang mudah dicangkok.

Alat dan bahan
1.      Satu buah pisau 
2.      Tali plastik / tali bambu
3.      Plastik transparan / sabut kelapa / ijuk 
4.      Tanah yang agak basah dan subur 

Cara kerja 
1.      Carilah dahan yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil 
2.      Ukurlah dari batang pohon paling sedikit 10 cm 
3.      Kupaslah kulit dahan yang akan dicangkok sekelilingnya dengan panjang kupasan ± 5 cm 
4.      Setelah selesai dikupas, keriklah lendir / kambium dengan perlahan agar kering.
5.      Tutuplah hasil kupasan dengan tanah 
6.      Selanjutnya, bungkuslah tanah dengan plastik, lalu ikat kedua ujungnya agar tanah tidak jatuh. 

Setelah pekerjaanmu selesai, paling sedikit seminggu sekali kamu lihat dan teliti cangkokanmu. Apabila kering, segera disiram dengan membuka tali pengikat bagian atas cangkokan.  Setelah dua atau tiga minggu, akan tumbuh pada bagian yang dibungkus tanah. Jika akarnya sudah cukup, segera potong cangkokanmu dan tanam di tanah yang subur. 

Senin, 16 Januari 2012

CV AKAM: MENCOBA BANGKIT KEMBALI SETELAH 7 TAHUN PASCA TSUNAMI

Kami awali perjalanan field trip dari kampus pertanian tercinta pada hari minggu tanggal 18 Desember 2011 jam 09.00 wib dengan menggunakan dua buah mobil Damri yang kami sewa. Field trip ini kami lakukan dalam rangka untuk menambah pengalaman dan bagian pembelajaran dari mata kuliah perbengkelan yang di asuh oleh pak purwana yang juga merangkap sebagai pembimbing kami selama perjalanan field trip ini. Tujuan pertama kami adalah ke bengkel pertanian CV AKAM yang terletak di Ulee Lheu, Banda Aceh.

Bang Farid Rusli

Pemiliknya CV AKAM sendiri bernama lengkap Farid Rusli yang lahir pada tanggal 11-11-1980 dan asli anak Banda Aceh. Bang farid adalah lulusan dari SMK Jurusan Logam dan sempat mencicipi bangku kuliah di lamlagang namun tidak dilanjutkan karena beliau lebih memilih terjun ke bisnis keluarga, yaitu CV AKAM ini. CV AKAM sendiri menurut bang farid adalah singkatan dari “ayah kerja anak makan”. Sekarang Bang farid sendiri selain menjadi pemiliknya juga merangkap sebagai pekerja di bengkel ini. Selain bekerja di bengkelnya, bang farid juga meluangkan waktu kosongnya untuk rutin mengikuti majelis taqlim di salah satu pesantren di Indrapuri.

Thresher AKAM

CV AKAM sendiri sempat Berjaya di tahun 70-an dan menjadi pabrik bengkel terbesar di Aceh dan mendapat berbagai penghargaan dari semua pihak pemerintahan dan pihak swasta dan juga bapak presiden Soeharto juga pernah menyambangi pabrik yang terletak di jalan Ulee Lheu, simpang rima, Kec meuraxa tersebut. CV AKAM dulunya mempekerjakan sekitar 30 karyawan dengan alat dan mesin-mesin yang sangat lengkap dan sering mendapat pesanan pembuatan power thresher dari pihak pemerintah dalam skala besar.

Selain memproduksi power thresher yang penjualannya sudah sampai ke Jambi, CV AKAM juga memproduksi barang-barang lainnya seperti pelak motor, sendok dan lain sebagainya. Untuk sendok sendiri CV AKAM telah mengeskpor sampai ke China dan menjadi kebanggaan tersendiri buat kita semua. Namun setelah di terjang ombak tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, CV AKAM rata dengan tanah dan ke 30 karyawan CV AKAM juga ikut meninggal, dan saksi hidup saat CV AKAM di ratakan oleh tsunami adalah bang farid sendiri yang sampai sekarang masih jelas dalam ingatannya tentang peristiwa naas pada saat itu.

Lima tahun setelah tsunami, bang Farid mencoba bangkit kembali dengan mendirikan CV AKAM. Dalam mencari dana untuk membangun CV AKAM, bang farid pernah mencoba mengajukan proposal permintaan dana kepada pihak pemerintah dengan bermodalkan bahwa CV AKAM dulu adalah salah satu pabrik bengkel terbesar di aceh, tetapi tidak pernah dihiraukan oleh pemerintah, sehingga bang farid menjual tanahnya untuk membiayai pembangunan kembali CV AKAM ini. Sekarang CV AKAM hanya memproduksi power thresher saja dengan menggunakan alat-alat untuk memproduksi thresher yang manual dan dirakit sendiri dan di bantu mesin-mesin yang di beli seperti mesin bor, mesin gerinda, mesin potong plat, mesin las, dan lain sebagainya. Sekarang dalam pembuatan satu power threser bang farid membutuhkan waktu sekitar Sembilan hari, sangat berbeda sewaktu sebelum tsunami yang hanya memakan waktu sehari untuk menyelesaikan satu power thresher.

Sedikit saya akan jelaskan tentang produk unggulan dari CV AKAM yaitu power thresher yang bersumber dari buku panduan yang terdapat di CV AKAM. Adapun untuk spesifikasinya adalah:
1.      Unit motor pengerak
·         Jenis                                  : Motor bensin, Honda
·         Daya maksimum               : 5,5 hp / 4,1 kW
·         Model                                : GX – 160
·         Putaran mesin                    : 800 rpm
·         Bobot kosong                    : 15 kg
·         Bahan bakar                      : Bensin
·         System pendingin             : Udara
2.      Unit Alat
·         Dimensi (P x L xT)           : 530 mm x 850 mm x 1290 mm
·         Berat                                 : 90 kg
3.       Kapasitas kerja                             : 800 kg/jam

Pada pengujian menggunakan padi varitas IR 64 dengan kadar air 18,0%, daya rontok gabah 0,12 kgf pada putaran silinder perontok 669 rpm pada kondisi terbeban, diperoleh kapasitas pengumpanan dan kapasitas perontokan masing-masing sebesar 1303,2 kg/jam dan 769,8 kg/jam dengan efisiensi perontokan dan tingkat kebersihan (tanpa ayakan masing-masing sebesar 97,7% dan 90,5%. Persentase kehilangan hasil dan peningkatan gabah retak masing-masing sebesar 6,5% dan 0,0%.

Foto bersama Bang Farid Rusli

Di akhir pertemuan kami, bang farid memberikan sedikit nasehat untuk kami agar menjadi orang yang selalu bersyukur dan selalu belajar. Sebagai bingkisan, kami memberikan piagam penghargaan kepada bang farid dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih karena telah berbagi pengalaman pribadinya. Dan seperti biasa kami sempatkan untuk berfoto bersama dengan bang farid yang ditemani thresher AKAM.

Senin, 02 Januari 2012

BAKTI PROFESI: PENGENALAN ALAT PENGERING KUNYIT TIPE LEMARI (CABINET DRYER)


Prinsip kerja alat pengering tipe lemari (cabinet dryer) ini adalah sederhana, dimana udara panas dapat dialirkan dengan mudah ke dalam ruang pemgering yang terdiri dari beberapa lapis rak pengeringan.

Alat Pengering Tipe Lemari (Cabinet Dryer)

Alat pengering kunyit tipe lemari ini adalah ciptaan dari Ruby Akbar, mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala dan masih dalam tahap perkembangan. Semoga dapat bermanfaat dalam mendukung mekanisasi pertanian.

MANFAAT PENGENALAN ALAT PENGERING KUNYIT
Dapat mempermudah masyarakat dalam mengeringkan kunyit karena alat ini lebih cepat dibandingkan mengeringkan kunyit dengan menggunakan matahari. Pengeringan hanya memerlukan waktu 11 jam dan bahan bakar untuk pengeringan ini adalah batok kelapa.

1.      Alat
Alat-alat yang digunakan  dalam pengeringan kunyit adalah : alat pengering tipe lemari.

2.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah kunyit, batok kelapa dan minyak tanah.

3.      Cara kerja
Cara penggunaan alat pengering kunyit tipe lemari
1.      Persiapan alat beserta bahan yang akan digunakan.
2.      Pencucian kunyit dari kotoran-kotoran tanah.
3.      Setelah kunyit bersih, kunyit diiris-iris 3 mm, dan disebarkan ke rak pengering.
4.      Penyalaan api dengan bahan bakar batok kelapa kering.
5.      Pengaktifan blower.
6.      Penambahan bahan bakar dilakukan per jam dengan mengontrol tungku pembakaran

 Lampiran:









Sumber: Bakti Profesi Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Unsyiah Angkatan 2008 dengan Beranggotakan Muhammad Udai, Attabari Aldin, Trisna Dessy Wahyuni, Maulidar, Mega Apriesti Puri