Pages

Rabu, 16 Mei 2012

COMBINE HARVESTER


1.      Head-feed type combine harvester
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.


Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt).
Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1m.

2.      Standard type combine harvester
Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type).


Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.

Selasa, 15 Mei 2012

BAKTI PROFESI: PENGAWETAN TELUR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS TELUR


Telur merupakan salah satu produk pangan  yang mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang cermat sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai penyimpanan pada konsumen. Daya simpan amat pendek, salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperpanjang kesegaran telur adalah dengan cara pengawetan.

Mengawetkan telur bertujuan untuk mempertahankan mutu telur, bukan memperbaiki mutu. Prinsipnya mencegah penguapan kandungan air (H2O) dan karbondioksida (CO2) yang telah ada dalam telur, serta memperlambat kegiatan dan perkembangan mikroorganisme.

Secara teknis dan ekonomis, cara pengawetan telur sebaiknya dipilih yang mudah dan cepat, murah biayanya dan bahan cukup tersedia atau mudah disediakan.

Ada beberapa metode pengawetan telur yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat untuk mempertahankan kesegaran dan mutu telur.

Alat dan Bahan
·         Kompor dan Korek api
·         Sendok makan
·         Serbet/ Kain lap
·         Kuas Kecil            1 buah
·         Telur ayam            8 butir
·         Telur bebek           8 butir
·         Air 10 L
·         Minyak kelapa       ¼ L
·         Alkohol  95-96 %
·         Parafin cair/ vaslin putih Secukupnya
·         Abu dapur Secukupya
·         Daun jambu biji, The Secukupnya
·         Kulit bawang merah, Garam Secukupnya
·         Kapas Secukupnya

Cara Kerja
1.      Metode pengawetan dengan air hangat
a.       Disiapkan alat dan bahan.
b.      Dicuci telur sampai bersih.
c.       Rebus air sampai hangat.
d.      Matikan api kompor.
e.       Rendam telur kira-kira 3 menit.
f.       Angkat dan keringkan telur.

2.      Metode pengawetan dengan minyak kelapa
a.       Disiapkan alat dan bahan.
b.      Telur dicuci bersih, dilap sampai kering.
c.       Telur diolesi minyak kelapa dengan menggunakan kuas, kemudian simpan telur.

3.      Metode pengawetan Afin
a.       Disiapkan alat dan bahan.
b.      Dibersihkan telur, telur diolesi dengan alkohol 95-96% dengan kapas, diletakan telur ditempat terbuka agar kering.
c.       Panaskan malam/ vaslin dengan nyala kompor, malam/ vaslin cair mencapai 50-60o C.
d.      Celupkan telur ke dalam malam/ vaslin selama 10 menit.
e.       Susun  dan letakan telur dalam rak penyimpanan telur.

4.      Metode pengawetan dengan daun jambu
a.       Diambil beberapa butir telur, cuci bersih dengan abu dapur dan air.
b.      Diletakkan daun jambu, teh, kulit bawang merah dalam panci perebus, tata telur diatasnya, susun berlapis.
c.       Ditambahkan garam 3 sendok makan, tambahkan air hingga seluruh telur terendam.
d.      Direbus hingga matang, angkat dan biarkan hingga beberapa saat (2 jam), untuk memperoleh warna dan citarasa pindang dan kemudian ditiriskan.

Lampiran:







Sumber: Bakti Profesi Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Unsyiah dengan Beranggotakan Aris Munandar, Ita Kurnia Putri, Aslim Anis dan Andi.